BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Organisasi terdiri dari individu dan kelompok yang mempunyai karakteristik, sikap, nilai, budaya, kemampuan, dan keahlian yang berbeda-beda, sehingga dalam melaksanakan pekerjaannya mereka tidak bisa saling lepas karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Mereka saling tergantung satu sama lainnya dalam mencapai tujuan organisasi. Adanya saling ketergantungan diantara mereka diwujudkan dalam bentuk kerjasama yang baik, dan ini dapat dilakukan salah satunya melalui pembentukan komunikasi yang baik pula dalam organisasi.
Komunikasi adalah alat untuk meningkatkan kerjasama, kepercayaan, tanggung jawab, dan antusiasme para karyawan ( Manullang, 2000:231 ). Melalui komunikasi para anggota organisasi akan mengerti dan memahami apa yang diinginkan oleh organisasi dimana mereka bernaung, dan sebaliknya organisasi juga akan mengerti dan memahami apa yang diharapkan para anggota organisasi sehingga mempermudah organisasi dalam mencapai tujuannya.
Tujuan organisasi akan dapat dicapai apabila adanya persetujuan bersama dari para anggota organisasi sehingga ter arah pada tujuan ( Gibson,et.al.,1996:7 ). Perilaku individu atau kelompok yang mengarah pada tujuan dapat diwujudkan dalam bentuk kedisiplinan kerja dari anggota organisasi. Disiplin kerja adalah alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan para karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah perilaku serta sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang untuk menaati norma dan peraturan yang berlaku untuk mencapai tujuan orgaisasi ( Rivai, 2004:44 ). Ini berarti bahwa untuk mencapai kedisiplinan kerja anggota organisasi dapat dilakukan melalui komunikasi yang baik dalam organisasi.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2003:198) bahwa adanya komunikasi yang harmonis diantara para karyawan baik secara vertikal maupun horizontal ikut menciptakan kedisiplinan bagi organisasi. Komunikasi sangat penting dalam mengendalikan tindakan anggota organisasi yang tidak sesuai dengan keinginan organisasi. Kemudian Simamora (2004:612) mengemukakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi disiplin kerja karyawan adalah kurangnya komunikasi, untuk itu dalam rangka meningkatkan kedisiplinan kerja dapat dilakukan melalui pembentukan komunikasi kerja secara vertikal dan horizontal.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang baik akan menciptakan kedisiplin kerja dari pegawai dan sebaliknya komunikasi yang kurang baik akan menyebabkan ketidak disiplinan pegawai dalam bekerja. Komunikasi dalam organisasi dapat terjadi secara vertikal dan horizontal. Komunikasi vertikal adalah komunikasi yang terjadi antara atasan dan bawahan, sedangkan kumuniksai horizontal terjadi sesama rekan kerja.
Kantor Camat Cakranegara adalah sebuah organisasi publik yang melaksnakan tiga fungsi utama yaitu fungsi pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Organisasi ini tentunya diharapkan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari kantor Camat Cakranegara menunjukkan bahwa ada beberapa permasalahan yang masih dihadapi di kantor Camat Cakranegara yaitu adanya pegawai yang suka menunda pekerjaannya, masih banyaknya pegawai yang kurang disiplin ketika masuk dinas seperti masih banyaknya pegawai yang tetap datang terlambat, dan adanya pegawai yang masih kurang disiplin ketika berdinas. Ini berarti bahwa pelaksanaan peraturan penetapan jam kerja yang dimulai dari pukul 07.30 s/d 14.00 belum dipatuhi. Mengenai absensi pegawai di kantor Camat Cakranegara, peneliti tidak bisa menyajikan datanya karena dari informasi yang diperoleh bahwa absensi hanya dianggap sebagai formalitas saja untuk menagantisipasi manakala ada pengawasan dari pemerintah kota Mataram. Tindakan ini juga sudah mencerminkan ketidak disiplinan pada instansi tersebut.
Di kantor Camat Cakranegara pola komunikasi kerja secara vertikal maupun horizontal sudah dibina dengan baik. Bentuk komunikasi vertikal yang terjadi di kantor Camat Cakranegara adalah seperti pengarahan oleh camat pada waktu apel setiap senin, rapat staf setiap minggu untuk evaluasi dan memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh para pegawai, dan pemberian disposisi ( Camat memberikan informasi kepada para pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan tertentu dan orang yang akan melaksanakan pekerjaan tersebut ) serta pemberian informasi baru kepada para pegawai yang ditempel pada papan pengumuman. Sedangkan bentuk komunikasi horizontal terlihat dengan adanya pertukaran informasi (sharing) dari para pegawai dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kemudian jika ada prosedur dan kebijakan yang tidak sesuai dari atasan maka para pegawai bermusyawarah untuk memecahkan persoalan tersebut.
Dari uraian diatas peneliti melihat adanya gap antara teori dengan kenyataan dilapangan yaitu di kantor Camat Cakranegara yang menjadi obyek penelitian menunjukkan bahwa disiplin kerja pegawainya masih rendah walaupun komunikasi sudah berjalan cukup baik. Oleh karena itu peneliti akan menganalisis disiplin kerja pegawai dilihat dari komunikasi kerja baik vertikal maupun horizontal.
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (BUKAN pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (bukan pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini