Kebijaksanaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tentang pendidikan dengan Sistem Ganda sebagai pola utama penyelenggaraan kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan, yang diberlakukan mulai tahun 1994/1995 merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas tamanan agar lebih sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan nasional pada umumnya, dan kebutuhan ketenagakerjaan pada khususnya, sebagai bagian tak terpisahkan dari kebijaksanaan Link and Match yang berlaku pada semua jenis dan jenjang pendidikan di Indonesia.
Pada dasarnya Pendidikan Sistem Ganda adalah suatu sistem pendidikan yang dikelola berdasarkan kemitraan antara Dunia Usaha/Dunia Industri dengan Sekolah Menengah Kejuruan dan merupakan program bersama yang diorganisasikan melalui Majelis Sekolah. Sehingga dapat dikatakan sebagai bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional, yang memadukan secara sistematik dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di Dunia Usaha/ Dunia Industri tersusun dan terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu, sehingga akan menghasilkan lulusan terampil sebagai tenaga kerja produktif profesional.
Implementasi Pendidikan Sistem Ganda adalah di Sekolah – peserta didik mendapatkan materi pelajaran teori dan praktik kemampuan dasar kejuruan (Kompetensi dasar) edangkan di Dunia Usaha/ Dunia Industri mendapatkan pelatihan kerja profesional. Selanjutnya sebagai akhir pendidikan siswa menempuh Uji Kompetensi yang sejak tahun pelajaran 2003/2004 dilaksanakan dalam bentuk Ujian Akhir Nasional Produktif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh pelaksanaan Praktik Kerja Industri terhadap Hasil Ujian Akhir Nasional produktif tahun pelajaran 2003/2004 di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Kediri. Hipotesis penelitian ini adalah bahwa dengan pelaksanaan PSG siswa tidak hanya mendapat ilmu pengetahuan saja tetapi juga mendapat keahlian yang profesional sesuai dengan program keahliannya sehingga akan meningkatkan perolehan Nilai Ujian Akhir Nasional Produktif secara signifikan.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin), sedangkan variabel terikat adalah Hasil Ujian Akhir Nasional Produktif Tahun Pelajaran 2003/2004. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa Tingkat III Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Kediri yang terdiri dari 3 Program Keahlian berjumlah 266 siswa, dan peneliti mengambil 35 siswa untuk dijadikan sebagai sampel. Penelitian dilakukan melalui metode expost fakto dengan menggunakan pendekatan kuantitatip. Pengumpulan data dalam penelitian menggunakan metode dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan teknik analisis korelasi product moment.
Hasil dari penelitian ini dalah terdapat hubungan yang kuat antara pelaksanaan Praktik Kerja Industri terhadap Hasil Ujian Akhir Nasional Produktif tahun pelajaran 2003/2004, hal ini dilihat bahwa rh = 0,509 lebih besar dari rt = 0,430 pada taraf signifikan 1%, maupun rt = 0,334 pada taraf signifikan 5%.
Dengan hasil temuan ini diharapkan bahwa pihak sekolah lebih meningkatkan mutu pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) dengan mengembangkan dan memantapkan sinkronisasi pendidikan dan pelatihan dengan institusi pasangan, dengan tujuan akhir menghasilkan tamatan yang profesional dan berkualitas.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan merupakan proses terus menerus untuk mencapai kesempurnaan , Pembangunan di Indonesia mencakup berbagai sektor salah satu diantaranya adalah sektor pendidikan.
Peranan sektor pendidikan dalam mempersiapkan sumber daya tersebut diatas tidak dapat diabaikan. Program pendidikan harus berorientasi pada kebutuhan pasar kerja. Demikian pula produk yang dihasilkan oleh dunia usaha merupakan konsumsi masyarakat luas. Dengan demikian proses pelatihan akan memberi arti pada pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Dengan kebijaksanaan Dinas Pendidikan nasional tentang pendekatan Pendidikan dengan Sistem Ganda sebagai pola utama penyelenggaraan Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas tamatan agar lebih sesuai dengan tuntutan kebutuhan.
Pembangunan Nasional pada umumnya, dan kebutuhan ketenagakerjaan pada khusunya, sebagai bagian tak terpisahkan dari kebijaksanaan Link and Macth yang berlakuk bagi semua jenis jenjang pendidikan di Indonesia. Munculnya gagasan Link and Macth (keterkaitan dan kesepadanan) ternyata telah membuka peluang bagi pihak pelaksana pendidikan khususnya Pendidikan Menengah Kejuruan untuk memungkinkan bekerja sama dengan Dunia Usaha dalam membina dan mengembangkan potensi di lapangan.
Link and Macth juga memberi kesempatan bagi peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan untuk mengembangkan kreatifitas belajar pada wahana pendidikan yang lebih realistis. Pihak Sekolah Menengah Kejuruan harus dapat memanfaatkan Dunia Usaha ini sebagai wahana pelatihan yang paling efektif bagi pembentukan ketrampilan dan sikap profesional para lulusan.
Dengan adanya kesepakatan kerjasama antara pihak sekolah dengan Dunia Usaha maka Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) para peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai persiapan memasuki bursa kerja. Kegiatan Belajar Mengajar seperti ini disebut Pendidikan Sistem Ganda.
Pada prinsipnya Pendidikan Sistem Ganda adalah kerja sama dengan Dunia Usaha/ Dunia Industri yaitu saling membantu, saling mengisi dan saling melengkapi untuk meraih keuntungan bersama. Selagi Pendidikan Sistem Ganda tidak menjadi beban Dunia Usaha/ Dunia Industri, kerja sama tersebut dapat ditumbuh kembangkan sekaligus sebagai wujud atau peran serta Dunia Usaha/ Dunia Industri dalam pembangunan nasional pada umumnya dan pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda khusunya.
Dalam pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda guru merupakan kunci keberhasilan pendidikan formal sebab secara dinamis tuntutan mutu lulusan Sekolah Menengah Kejuruan dipengaruhi oleh kualitas gurunya. Perkembangan teknologi di Dunia Usaha dan Dunia Industri sangat pesat maka dirasakan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan masih perlu secara dinamis ditingkatkan kemampuannya agar memenuhi kesempatan kerja.
Disadari bahwa penyiapan Sumber Daya Manusia yang tangguh sebagai modal pembangunan yang produktif adalah menjadi tanggung jawab bersama pemerintah, masyarakat dan keluarga. Maka dukungan semua pihak untuk menyelenggarakan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan yang dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas sesuai dengan misinya yang diperlukan. Kreatifitas guru dalam mempersiapkan bahan ajar sangat menentukan kebutuhan pengetahuan sebagai kesiapan diri pada peserta didiknya untuk memasuki lapangan kerja dan kehidupan masyarakat dikemudian hari.
Selanjutnya pelaksanaan pendidikan di Dunia Usaha/ Dunia Industri disebut Praktik Kerja Industri yang disingkat PRAKERIN, sedangkan pelaksanaan pendidikan di sekolah adalah Proses Belajar Mengajar yang disingkat dengan PBM dengan jam-jam pelajaran yang telah ditentukan.
Berdasarjan uraian diatas maka penulis tandaskan untuk mengambil judul Pengaruh Pelaksanaan Praktik Kerja Industri terhadap Hasil Ujian Akhir Nasional Produktif di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Kediri.
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (BUKAN pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini