Otonomi daerah dengan asas Desentralisasi memberikan kewenangan yang luas kepada daerah termasuk bidang Perhubungan seperti yang disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 pasal 11 bahwa :
1. Kewenangan daerah Kabupaten dan daerah kota mencakup semua kewenangan Pemerintah.
2. Bidang Pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh daerah Kabupaten dan daerah Kota meliputi Pekerjaan Umum, Kesehatan, Pendidikan dan Kebudayaan, Pertanian, Perhubungan, Industri dan Perdagangan, Penanaman Modal, Lingkunagan Hidup, Pertanahan Koperasi dan Tenaga Kerja.
Di dalam era otonomi saat ini diperlikan Pemerintah yang baik dan seorang Pemimpin yang bersifat jujur, adil dan transparan serta bias menyuarakan hati masyarakat milai lapisan bawah sampai lapisan atas, termasuk anggota yang mereka pimpin yang dimaksud adalah anggota Dinas Perhubungan Kabupaten Magetan.
Siagian ( 1998 ) menyatakan bahwa keberhasilan atau kegagalan yang dialami sebagian besar dari organisasi ditentukan oleh kualitas kepemimpinan yang dimiliki orang-orang yang diserahi tugas memimpin organisasi itu. Pendapat itu mencerminkan betapa besar peran kepemimpinan dalam suatu oeganisasi, sehingga seorang pemimpin diharapkan mempunyai kemampuan untuk memotivasi, menfarahkan, mempengaruhi dan berkomunikasi dengan bawahannya supaya tujuan organisasi itu bias tercapai secara efektif dan effisien.
Di samping itu pemimpin juga harus mempunyai perilaku atau gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi organisasi tersebut. Dan diantara beberapa gaya kepemimpinan, menurut peneliti terdapat satu gaya kepemimpinan yang sangat menarik untuk diteliti yaitu gaya kepemimpinan situasional yang dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard ( 1982 ) karena pemimpin dengan gaya ini akan selalu berusaha menyesuaikan dengan situasi dan kondisi organisasi, serta bersifat fleksibel dalam beradaptasi/menyesuaikan dengan kematangan bawahan dan lingkungan kerjanya. Hal itu sesuai dengan kondisi dan situasi saat ini yang menuntut pemimpin harus bersifat akomodatif dan aspiratif terhadap lingkungan kerjanya.
Dari beberapa hasil penelitian tentang gaya kepemimpinan situasional dalam hubungan dengan kinerja anggota, para peneliti telah berhasil mengkaji hubungan perilaku pemimpin dengan kinerja bawahan yang dijembatani oleh variable tingkat kematangan ( Maturity ) bawahan sebagai penentu ke-efektifan kepemimpinan (Goodson, McGee dan Cashman, 1989 : 446; Blank, Wertzel – Gleen, 1990 : 579 Schrie Sheim, Tepper dan Tetrouit, 1994 : 561 )
Berdasarkan uraian tersebut di atas, nampaknya tidak terlalu berlebihan jika peneliti juga ingin meneliti tentang pengaruh gaya kepemimpinan situasional yang diterapkan pemimpin Dinas Perhubungan Kabupaten Magetan.
Karena Dinas Perhubungan Kabupaten Magetan merupakan Dinas Ynag baru ditetapkan oleh Bupati berdasarkan Perda Nomor 28 tahun 2000 yang meliputi perhubungan darat yaitu Lalu lintas dan Telekomunikasi, Pos dan Angkutan serta Teknik Srana dan Prasarana.
Begitu juga dengan gaya kepemimpinan yang ada di Dinas Perhubungan yang hanya mendominasikan gaya kepemimpinan delegatif sehingga karyawan kurang bersemangat dalam bekerja.
Dalam usaha mempertahankan dan meningkatkan kinerja anggota Dinas Perhubungan Kabupaten Magetan, maka sangat diperlukan seorang Pemimpin yang selain memiliki kemampuan pribadi, juga mampu membaca keadaan bawahannya serta lingkungan kerjanya. Dalam hal ini kinerja bawahan akan berkaitan langsung dengan gaya kepemimpinan yang tepat untuk diterapkan, agar Pemimpin memperoleh ketaatan atau pengaruh yang memadai.
Untuk bisa mencapai target yang diharapkan, maka pemimpin harus mampu menciptakan suasana kerja yang mendukung kepada bawahannya untuk selalu berprestasi dalam melaksanakan pekerjaannya.
Adapun gatya kepemimpinan yang diteliti dalam penelitian ini adalah dibatasi pada gaya kepemimpinan Situasional, yaitu yang meliputi empat perilaku, antara lain : Perilaku Instruktif, Perilaku Konstruktif, Perilaku Partisipatif, dan Perilaku Delegatif.
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (BUKAN pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini
1. Kewenangan daerah Kabupaten dan daerah kota mencakup semua kewenangan Pemerintah.
2. Bidang Pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh daerah Kabupaten dan daerah Kota meliputi Pekerjaan Umum, Kesehatan, Pendidikan dan Kebudayaan, Pertanian, Perhubungan, Industri dan Perdagangan, Penanaman Modal, Lingkunagan Hidup, Pertanahan Koperasi dan Tenaga Kerja.
Di dalam era otonomi saat ini diperlikan Pemerintah yang baik dan seorang Pemimpin yang bersifat jujur, adil dan transparan serta bias menyuarakan hati masyarakat milai lapisan bawah sampai lapisan atas, termasuk anggota yang mereka pimpin yang dimaksud adalah anggota Dinas Perhubungan Kabupaten Magetan.
Siagian ( 1998 ) menyatakan bahwa keberhasilan atau kegagalan yang dialami sebagian besar dari organisasi ditentukan oleh kualitas kepemimpinan yang dimiliki orang-orang yang diserahi tugas memimpin organisasi itu. Pendapat itu mencerminkan betapa besar peran kepemimpinan dalam suatu oeganisasi, sehingga seorang pemimpin diharapkan mempunyai kemampuan untuk memotivasi, menfarahkan, mempengaruhi dan berkomunikasi dengan bawahannya supaya tujuan organisasi itu bias tercapai secara efektif dan effisien.
Di samping itu pemimpin juga harus mempunyai perilaku atau gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi organisasi tersebut. Dan diantara beberapa gaya kepemimpinan, menurut peneliti terdapat satu gaya kepemimpinan yang sangat menarik untuk diteliti yaitu gaya kepemimpinan situasional yang dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard ( 1982 ) karena pemimpin dengan gaya ini akan selalu berusaha menyesuaikan dengan situasi dan kondisi organisasi, serta bersifat fleksibel dalam beradaptasi/menyesuaikan dengan kematangan bawahan dan lingkungan kerjanya. Hal itu sesuai dengan kondisi dan situasi saat ini yang menuntut pemimpin harus bersifat akomodatif dan aspiratif terhadap lingkungan kerjanya.
Dari beberapa hasil penelitian tentang gaya kepemimpinan situasional dalam hubungan dengan kinerja anggota, para peneliti telah berhasil mengkaji hubungan perilaku pemimpin dengan kinerja bawahan yang dijembatani oleh variable tingkat kematangan ( Maturity ) bawahan sebagai penentu ke-efektifan kepemimpinan (Goodson, McGee dan Cashman, 1989 : 446; Blank, Wertzel – Gleen, 1990 : 579 Schrie Sheim, Tepper dan Tetrouit, 1994 : 561 )
Berdasarkan uraian tersebut di atas, nampaknya tidak terlalu berlebihan jika peneliti juga ingin meneliti tentang pengaruh gaya kepemimpinan situasional yang diterapkan pemimpin Dinas Perhubungan Kabupaten Magetan.
Karena Dinas Perhubungan Kabupaten Magetan merupakan Dinas Ynag baru ditetapkan oleh Bupati berdasarkan Perda Nomor 28 tahun 2000 yang meliputi perhubungan darat yaitu Lalu lintas dan Telekomunikasi, Pos dan Angkutan serta Teknik Srana dan Prasarana.
Begitu juga dengan gaya kepemimpinan yang ada di Dinas Perhubungan yang hanya mendominasikan gaya kepemimpinan delegatif sehingga karyawan kurang bersemangat dalam bekerja.
Dalam usaha mempertahankan dan meningkatkan kinerja anggota Dinas Perhubungan Kabupaten Magetan, maka sangat diperlukan seorang Pemimpin yang selain memiliki kemampuan pribadi, juga mampu membaca keadaan bawahannya serta lingkungan kerjanya. Dalam hal ini kinerja bawahan akan berkaitan langsung dengan gaya kepemimpinan yang tepat untuk diterapkan, agar Pemimpin memperoleh ketaatan atau pengaruh yang memadai.
Untuk bisa mencapai target yang diharapkan, maka pemimpin harus mampu menciptakan suasana kerja yang mendukung kepada bawahannya untuk selalu berprestasi dalam melaksanakan pekerjaannya.
Adapun gatya kepemimpinan yang diteliti dalam penelitian ini adalah dibatasi pada gaya kepemimpinan Situasional, yaitu yang meliputi empat perilaku, antara lain : Perilaku Instruktif, Perilaku Konstruktif, Perilaku Partisipatif, dan Perilaku Delegatif.
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (BUKAN pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini