Penanggulangan penyakit tuberculosis di Indonesia sudah dilakukan sejak tahun 1949, dengan mendirikan Lembaga Pemberantasan Penyakit Paru-Paru (LP4) di Yogya, kemudian berkembang menjadi BP4 (Balai Pemberantasan Penyakit Paru) yang tersebar di 53 tempat di seluruh Indonesia. Pada waktu itu hasil diagnosa masih mengandalkan pemeriksaan poto rontgen, dengan melihat kelainan/parut pada rongga paru-paru, dan hanya mengandalkan perawatan di sanatorium. Dengan perkembangan tehnologi terjadi perubahan metode pengobatan, setelah obat antibiotic/vaksin ditemukan seperti Stretomicin, PAS,INH maka metode pengobatan sanatorium ditinggalkan, diganti dengan pengobatan dan program Imunisasi Nasional yang ditujukan kepada bayi dan anak sebelum umur 1 tahun harus sudah harus lengkap status imunisasinya.
Pada tahun 1969 dilaksanakan Pertemuan Nasional di Ciloto, telah dirumuskan Dasar-Dasar Penanggulangan Penyakit Paru di Puskesmas yang meliputi kegiatan : Penemuan Penderita, Pengobatan, Pengendalian Penderita, dan Imunisasi BCG, sejalan dengan upaya di Indonesia, nampak nya Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 1993 telah merumuskan Strategi Global Pemberantasan TBC yang efektif yang dikenal dengan Strategi DOTS (Directly Observed Treatmen Short Course), strategi ini sangat memuaskan, karena memberikan angka kesembuhan yang cukup tinggi, namun karena cakupan belum mencapai 70%, maka dampak epidemiologis belum bisa dirasakan, oleh karena itu perlu dipercepat dengan Gerakan Terpadu Nasional (Gerdunas) dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat. Pada saat ini seluruh Puskesmas di Indonesia telah melaksanakan strategi DOTS, tetapi Rumah Sakit, Poliklinik, Dokter Ptraktek swasta belum, masih dalam proses pendekatan.
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT 1965) dinyatakan bahwa penyakit TB merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan pada semua kelompok usia, dan nomor satu dari golongan penyakit infeksi. Pada tahun 1979-1982 telah dilakukan survey prevalensi di lima belas propinsi dengan hasil 200-400 kasus TB per 100.000 penduduk (Dep. Kes. RI. 2000).
Untuk mendapatkan file lengkap dalam bentuk MS-Word, (BUKAN pdf) silahkan klik Cara Mendapatkan File atau klik disini